Sabtu, 31 Maret 2012

Pelunasan,Pita Cukai,dan Fasilitas Di bidang Cukai

1. Pelunasan Cukai

Pasal 7 UU Nomor 39 Tahun 2007 Jo. UU Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai, mengatur bahwa
cukai atas barang kena cukai yang dibuat di Indonesia,dilunasi pada saat pengeluaran barang kena
cukai dari pabrik atau tempat penyimpanan. Sedangkan cukai atas barang kena cukai yang diimpor,
dilunasi pada saat barang kena cukai di impor untuk dipakai.
Yang dimaksud dengan “di impor untuk dipakai” adalah dimasukkan ke dalam daerah pabean dengan
tujuan untuk dipakai, dimiliki, atau dikuasai oleh yang berdomisili di Indonesia.

Cara pelunasan dari pada barang kena cukai dilaksanakan dengan :
a. pembayaran ;
b. pelekatan pita cukai ;
c. pembubuhan tanda pelunasan cukai lainnya.

a. Barang kena cukai yang pelunasannya dengan cara pembayaran, dibuktikan dengan dokumen cukai
    yang di persyaratkan (SSPCP/Surat Setoran Pabean, Cukai dan Pajak lainnya atau
    BPPC/Bukti   Pembayaran Pabean dan Cukai).Untuk barang kena cukai yang dibuat
    di Indonesia,  pembayarannya harus dilakukan sebelum barang kena cukai tersebut dikeluarkan
    dari pabrik atau tempat penyimpanan. Sedangkan barang kena cukai yang di impor,
    pembayarannya  cukainya dilakukan pada saat barang kena cukai tersebut di impor untuk dipakai.
 b. Barang kena cukai yang pelunasannya dengan cara pelekatan pita cukai,dilakukan dengan
     cara melekatkan pita cukai yang seharusnya dan dilekatkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
     Untuk barang kena cukai yang dibuat di Indonesia, pelekatan pita cukainya harus dilakukan
     sebelum barang kena cukai tersebut dikeluarkan dari pabrik. Sedangkan barang kena
     cukai yang di impor, pelekatan pita cukainya harus dilakukan sebelum barang kena cukai tersebut
     di impor untuk dipakai. Pelekatan pita cukai tersebut dapat dilakukan di tempat penimbunan
     sementara (TPS), tempat penimbunan berikut (TPB), atau di tempat pembuatan barang kena cukai
    di luar negeri.
 c.Sedangkan pelunasan cukai dengan cara pembubuhan tanda pelunasan cukai lainnya, dilakukan
   dengan cara membubuhkan tanda pelunasan cukai lainnya yang seharusnya dan dibubuhkan sesuai
   dengan ketentuan yang berlaku, antara lain : barcode dan hologram.Untuk barang kena cukai yang
   dibuat di Indonesia, pembubuhan tanda pelunasan cukai lainnya harus dilakukan sebelum barang
   kena cukai dikeluarkan dari pabrik dan barang kena cukai yang di impor, pembubuhantanda
   pelunasan cukai lainnya harus dilakukan sebelum barang kena cukai di impor untuk dipakai.
   Pembubuhan tanda pelunasan cukai lainnya tersebut dapat dilakukan di tempat penimbunan
   sementara, tempat penimbunan berikat, atau di tempat pembuatan barang kena cukai di luar negeri.

2. Pita cukai
    Pita cukai adalah salah satu dokumen sekuriti negara yang digunakan sebagai bukti pelunasan cukai
    dan sekaligus sebagai alat pengawasan, sehingga terhadap pengadaan pita cukai diperlukan
    pengamanan khusus mulai dari proses pembuatan bahan baku, percetakan sampai
    dengan pendistributiannya dalam rangka pengamanan penerimaan negara.

   Cukai dianggap tidak dilunasi apabila pelekatan pita cukai atau pembubuhan tanda pelunasan cukai
    lainnya pada kemasan barang kena cukai untuk penjualan eceran, tidak sesuai dengan ketentuan
    yang berlaku, antara lain:
   a. pita cukai yang dilekatkan tidak sesuai dengan tarif cukai dan/atau harga dasar barang kena cukai
      yang ditetapkan ;
   b. pita cukai yang dilekatkan tidak utuh atau rusak ; atau
   c. pita cukai yang dilekatkan atau tanda pelunasan cukai lainnya yang dibubuhkan pada barang kena
      cukai yang bukan haknya dan/atau tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.

3. Fasilitas Tidak Dipungut Cukai
    Cukai Tidak Dipungut atas Barang Kena Cukai, yaitu:

    a. Tembakau Iris yang dibuat secara tradisional;
    b. Minuman Mengandung Etil Alkohol yang dibuat secara tradisional dan tidak dikemas untuk
        penjual eceran;
    c. BKC yang diangkut terus dan diangkut lanjut dengan tujuan luar daerah pabean;
    d. BKC yang diekspor ;
    e. BKC yang dimasukkan kedalam Pabrik atau Tempat Penyimpanan ;
    f. BKC yang digunakan sebagai bahan baku atau bahan penolong dalam pembuatan barang yang
        hasil akhirnya merupakan barang kena cukai ;
    g.BKC yang telah musnah atau rusak sebelum dikeluarkan dari Pabrik,Tempat Penyimpanan
       atau sebelum diberikan persetujuan impor untuk dipakai.

Yang dimaksud dengan tidak dipungut cukai disini adalah :
fasilitas berupa pemberian keringanan kepada masyarakat di beberapa daerah tertentu yang
membuat barang tersebut secara sederhana yang bagi mereka merupakan sumber mata
pencaharian sehari-hari.

4. Fasilitas Pembebasan Cukai
   Pembebasan Cukai dapat diberikan atas Barang Kena Cukai, berupa :
   a. BKC yang digunakan sebagai bahan baku atau bahan penolong dalam pembuatan barang hasil
      akhir yang bukan merupakan BKC ;
   b. Untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan ;
   c. Untuk keperluan perwakilan negara asing beserta para pejabatnya yang bertugas di
       Indonesia berdasarkan asas timbal balik ;
   d. Untuk keperluan tenaga ahli bangsa asing yang bertugas pada Badan atau Organisasi Internasional
      di Indonesia ;
   e. BKC yang dibawa oleh penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas atau kiriman dari
      luar negeri dalam jumlah yang ditentukan ;
   f. BKC yang digunakan untuk tujuan sosial ;
  g. BKC yang dimasukkan ke dalam tempat penimbunan berikat (TPB).

Pembebasan cukai dapat juga diberikan atas BKC tertentu, antara lain :
1) Etil Alkohol yang dirusak sehingga tidak baik untuk diminum ;
2) Minuman Mengandung Etil Alkohol dan Hasil Tembakau yang dikonsumsikan oleh penumpang dan
    awak sarana pengangkut yang berangkat langsung ke luar daerah pabean.

Yang dimaksud dengan pembebasan cukai disini adalah : fasilitas yang diberikan kepada Pengusaha
Pabrik atau Pengusaha Tempat Penyimpanan atau Importir untuk tidak membayar cukai yang terutang. Tujuan dari pemberian fasilitas ini adalah untuk mendukung pertumbuhan atau perkembangan
 industri yang menggunakan Barang Kena Cukai sebagai bahan baku atau bahan penolong dalam
pembuatan barang hasil akhir yang bukan merupakan Barang Kena Cukai, baik untuk tujuan ekspor
maupun untuk pemasaran di dalam negeri,seperti Etil Alkohol yang digunakan sebagai bahan penolong untuk pembuatan obat-obatan. Namun Barang Kena Cukai yang diberikan pembebasan sebagaimana
dimaksud diatas, jumlahnya dibatasi sesuai dengan kebutuhan dan penggunaannya secara wajar.

5. Fasilitas Pembayaran Cukai Secara Berkala
pasal 7 A ayat (1) UU Nomor 11 Tahun 1995 Jo. UU Nomor 39 Tahun 2007,mengatur bahwa pelunasan cukai dengan cara pembayaran, dapat diberikan pembayaran secara berkala kepada Pengusaha Pabrik, dalam jangka waktu paling lama 45 hari sejak tanggal pengeluaran barang kena cukai (tanggal pendaftaran dokumen pengeluaran)tanpa dikenai bunga, namun Pengusaha Pabrik diwajibkan untuk menyerahkan
jaminan yang jenis serta besarnya jaminan dimaksud lebih lanjut akan diatur oleh Menteri Keuangan.

6. Fasilitas Penundaan Pembayaran Cukai
    pada pasal 7 A ayat (2) UU Nomor 11 Tahun 1995 Jo. UU Nomor 39 Tahun 2007,menyatakan bahwa :
   1) Penundaan pembayaran cukai dapat diberikan kepada Pengusaha Pabrik dalam jangka waktu :
      a) paling lama 90 (sembilan puluh) hari sejak tanggal pemesanan pita cukai bagi yang
          pelaksanaan   pelunasannya dengan cara pelekatan pita cukai sebagaimana dimaksud dalam
          pasal 7  ayat (3) huruf b ;
     b) paling lama 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal pengeluaran barang kena cukai bagi
        yang pelaksanaan pelunasannya dengan cara pembubuhan tanda pelunasan cukai lainnya
        sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf c.
   2. Penundaan pembayaran cukai dapat diberikan kepada Importir barang kena cukai dalam jangka
       waktu paling lama 60 (enam puluh) hari sejak tanggal pemesanan pita cukai bagi yang
       pelaksanaan pelunasannya dengan cara pelekatan pita cukai sebagaimana dimaksud dalam
       Pasal 7 ayat (3) huruf b.

Yang dimaksud dengan “penundaan” adalah kemudahan pembayaran yang diberikan kepada
Pengusaha Pabrik atau Importir dalam bentukpenangguhan pembayaran cukai tanpa dikenai bunga. Yang dimaksud dengan “sejak tanggal pemesanan pita cukai” adalah tanggal pendaftaran dokumen
pemesanan pita cukai.
Untuk mendapat penundaan sebagaimana dimaksud pada butir 4 (1) dan (2), Pengusaha Pabrik atau Importir barang kena cukai wajib menyerahkan Jaminan yang jenis dan besaran jaminannya diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri.









Sumber:
Kadir,Achmad.2011.Undang-Undang Cukai.Jakarta:Pusdiklat Bea dan Cukai.
Slide Bahan Ajar Prodip I Kepabeanan dan Cukai STAN

 
Design by M.Zulhunain Fahmi | Add Me Facebook - Twitter | Follow Me