Jumat, 15 Juni 2012

Konsep Cukai

Pengertian Cukai
      Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik yang ditetapkan dalam undang-undang.

Karakteristik Barang Kena Cukai
a) Pemakaiannya berdampak negatif bagi masyarakat
b) Berdampak negatif bagi lingkungan hidup
Oleh karena karakteristik tersebut,maka
a) Konsumsinya perlu dikendalikan
b) Peredarannya perlu diawasi
c) Pemakaiannya perlu pembebanan pungutan negara demi Keadilan, Keseimbangan,  dengan pengenaan Cukai berdasarkan Undang-Undang Cukai.

Objek dan Subjek Cukai
Objek Cukai
a) Etil alkohol atau etanol dengan tidak mengindahkan bahan yang digunakan dan proses pembuatannya;
b) Minuman mengandung etil alkohol (MMEA) dalam kadar berapapun, dengan tidak mengindahkan bahan yang digunakan dan proses pembuatannya, termasuk konsentrat mengandung etil alkohol;

c) Hasil tembakau, yang meliputi sigaret, cerutu, rokok daun, tembakau iris, dan hasil pengolahan tembakau lainnya, dengan tidak mengindahkan digunakan atau tidak bahan pengganti atau bahan pembantu dalam pembuatannya.
      Dalam undang-undang cukai dimungkinkan penambahan atau pengurangan jenis BKC yang disampaikan oleh Pemerintah ke DPR yang membidangi Keuangan untuk mendapatkan persetujuan dan dimasukkan dalam Rancangan Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Subjek Cukai
      Subjek cukai adalah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas pungutan cukai, dalam undang-undang cukai subjek yang dimaksud adalah;
a) Pengusaha Pabrik Barang Kena Cukai (BKC).
b) Pengusaha Tempat Penyimpanan Etil Alkohol (EA).
c) Importir Barang Kena Cukai (BKC).
d) Penyalur Etil Alkohol/Minuman Mengandung Etil Alkohol.
e) Pengusaha Tempat Penjualan Eceran Etil Alkohol/Minuman Mengandung Etil Alkohol.

Saat Terutang Cukai
Dalam pasal 3 ayat (1) Undang-undang Cukai dinyatakan bahwa :
a)  BKC yang dibuat di Indonesia terutang cukai pada saat selesai dibuat menjadi Barang Kena Cukai.
b) BKC yang berasal dari impor terutang cukai pada saat pemasukannya ke dalam  Daerah Pabean Indonesia.


Saat Pelunasan Cukai
      Pasal 7 ayat (1) dan (2) Undang Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai mengatur ketentuan mengenai saat pelunasan cukai, yaitu :
a) Untuk BKC yang dibuat di Indonesia, pelunasan cukainya dilakukan pada saat pengeluaran BKC dari Pabrik atau Tempat Penyimpanan.
b) Untuk BKC yang di impor, pelunasan cukainya dilakukan pada saat BKC tersebut dikeluarkan dari Kawasan Pabean atas impor untuk dipakai.

Pelunasan Cukai
Pelunasan Cukai dilaksanakan dengan cara :
a) pembayaran ;
b) pelekatan pita cukai ; atau
c) pembubuhan tanda pelunasan cukai lainnya.

Pelunasan Cukai Dengan Cara Pembayaran
pelunasan cukai dengan cara pembayaran dilakukan atas BKC berupa :
a. MMEA yang dibuat di Indonesia dengan kadar etil alkohol sampai dengan 5% (lima persen); dan
b. Etil alkohol.
      Pelunasan cukai dengan cara pembayaran, dilakukan dengan membayar cukai sebelum BKC bersangkutan dikeluarkan dari Pabrik atau Tempat Penyimpanan.

 Pembayaran cukai MMEA dalam negeri yang kadar etil alkoholnya tidak lebih dari 5% atau etil alkohol yang dibuat di Indonesia dilakukan secara tunai dan dilaksanakan melalui Bank Persepsi atau Kantor Pos Persepsi . Dikecualikan dari kewajiban pembayaran tunai adalah Pengusaha Pabrik yang mendapat kemudahan pembayaran secara berkala. Khusus untuk pembayaran cukai etil alkohol yang berasal dari impor harus dilakukan melalui Bank Devisa Persepsi atau Kantor Pos Persepsi.

Pelunasan Cukai dengan Cara Pelekatan Pita Cukai
Pelunasan cukai dengan cara pelekatan pita cukai dilakukan atas BKC berupa :
a)  Hasil Tembakau (baik yang dibuat di Indonesia atau yang diimpor);
b)  MMEA yang diimpor untuk dipakai di dalam Daerah Pabean Indonesia.
c)  MMEA yang dibuat di Indonesia dengan kadar etil alkohol lebih dari 5% (lima persen).
       Pelekatan pita cukai oleh Pengusaha Pabrik dilakukan dengan cara melekatkan pita cukai yang seharusnya dan dilekatkan sesuai ketentuan yang berlaku di bidang cukai, sebelum hasil tembakau atau MMEA dikeluarkan dari pabrik. Pelekatan pita cukai oleh importir dilakukan dengan melekatkan pita cukai yang seharusnya dilekatkan sesuai ketentuan yang berlaku di bidang cukai, sebelum diterbitkannya Surat Perintah Pengeluaran barang.

Lokasi Pelekatan Pita Cukai

a) Untuk pelekatan pita cukai hasil tembakau dan MMEA yang dibuat di dalam negeri harus dilakukan di dalam pabrik yang bersangkutan,
b) Untuk hasil tembakau dan MMEA asal impor, dapat dilakukan di negara asal barang, di tempat penimbunan sementara, dan/atau di tempat penimbunan berikat.

Penanggung Jawab atas Pungutan Cukai
        atas pungutan cukai bagi BKC produksi dalam negeri berada pada pengusaha pabrik dan pengusaha tempat penyimpanan, sedangkan tanggung jawab cukai atas BKC impor berada pada Importir atau fihak-fihak lain sesuai dengan undangundang kepabeanan.

Fasiltas dibidang cukai
a) Tidak dipungut cukai;
b) Pembebasan Cukai dan;
c) Kemudahan pembayaran berupa; penundaan dan berkala.

Penagihan dan pengembalian cukai
a) Utang cukai yang tidak dibayar pada waktunya;
b) Kekurangan cukai; dan/atau
c) Sanksi administrasi berupa denda.

Utang cukai, kekurangan cukai dan sanksi administrasi berupa denda wajib dibayar paling lama 30 hari sejak tanggal diterimanya surat tagihan (STCK.1.), apabila melebihi 30 hari, maka dikenai bunga sebesar 2% perbulan maksimal 24 bulan.

Perizinan
      Kewajiban memiliki izin dan syarat-syarat yang ditetapkan dalam undang-undang cukai serta peraturan pelaksanaannya harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum memulai usahanya. Izin dimaksud adalah berupa NPPBKC (Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai).
pengusaha-pengusaha yang wajib memiliki NPPBKC adalah ;
a) Pengusaha pabrik;
b) Pengusaha Tempat Penyimpanan;
c) Importir barang kena cukai;
d) Penyalur; dan
e) Pengusaha tempat penjualan eceran


Untuk mengetahui bagaimana cara penghitungan Cukai,
Klik Link di bawah ini:









Sumber:
Undang-Undang No. 39 Tahun 2007 Tentang Cukai.
Surono.2010.Teknis Cukai.Jakarta:Pusdiklat Bea dan Cukai.
Semedi,Bambang.2011.Pengawasan dan Penindakan di Bidang Cukai.Jakarta:Pusdiklat Bea
dan Cukai.

 
Design by M.Zulhunain Fahmi | Add Me Facebook - Twitter | Follow Me